Translate

Selasa, 02 April 2013

Gunakan Batu Sikat sebagai Penghias Hunian

» Berita Rumah Kita
10 September 2011 | BP
BALI POST 
BATU sikat atau lebih dikenal dengan sebutan batu ampyang memang sangat ideal sebagai penghias lantai. Kelebihan batu sikat atau batu ampyang adalah tidak licin, pola dapat disesuaikan sesuai selera, perawatan cukup mudah, bahan terbuat asli dari alam (tidak ada unsur kimia, pewarna sehingga warna batu dapat bertahan selamanya asalkan batu tersebut tidak dibongkar) dan memberikan kesan alami yang akan membawa lingkungan sekitar menjadi indah.

Meminimkan lahan taman dan diganti dengan batu sikat, halaman sengaja ditutup dengan batu sikat agar perawatan lebih mudah, halaman lebih luas, lebih bersih dan lebih rapi. Pada sebagian orang yang sibuk berkarier biasanya lebih memilih alternatif tersebut, karena batu sikat tidak membutuhkan perawatan extra seperti halnya tanaman hias (taman) yang setiap hari harus menyiangi tanaman tersebut. Apabila terdapat kotoran-kotoran pada batu sikat seperti debu, pasir, tanah, bekas ban maka batu sikat cukup disiram/disemprot dengan air dan bila kotoran tersebut sudah megendap bisa dihilangkan dengan cara menyikat endapan tersebut dengan air detergent. Selain praktis batu sikat juga tidak licin motifnya pun juga bisa diatur sedemikian rupa. Apalagi sekarang ini beragam batu tempel/hias sudah tersedia di pasar.

Ada dua cara cara pemasangan koral sikat, cara yang pertama adalah dengan disebar. Setelah adukan diratakan diatas bidang pasang, koral sikat kemudian di sebarkan diatas adukan, setelah koral sikat tersebar rata, ratakan sedemikian rupa dengan sendok aduk hingga seluruh permukaan tertanam dalam adukan. Setelah adukannya setengah kering (jangan tunggu kering), sikat permukaan koral sikat yang masih tertanam adukan itu memakai sikat kawat tembaga yang tidak terlalu kasar sampai koral sikatnya tampak. Sikat kembali dengan menggunakan sikat injuk untuk semakin membersihkan adukan dari permukaan koral sikat. Pada proses penyikatan ini dapat lebih di optimalkan dengan menaburkan semen dan pasir kering di atas permukaan koral sikat dengan tujuan agar adukan basah dapat tergerus dan menempel pada semen dan pasir yang kering tadi. Semen dan pasir sisa dapat dijadikan adukan untuk bidang yang lain. Gunakan juga spon/busa basah untuk finishing-nya, usapkan pada seluruh permukaan koral sikat untuk hasil lebih baik.

Cara kedua adalah meng-kolek yaitu mencampurkan langsung atara koral sikat dengan adukan atau acian semen. Cara ini sangat boros koral sikat dan biasanya hanya di pergunakan untuk bidang tegak saja.



Pengecatan (Coating)

Batu tempel/hias mempunyai pori-pori besar sehingga mudah menyerap air. Batu yang terkena air terus menerus akan berlumut dan berjamur. Dua hal tersebut dapat membuat tampilan batu tak indah lagi. Untuk mengatasinya, maka batu tempel perlu di-coating atau dicat.

Coating hanya salah satu bentuk upaya mencegah batu hias pada dinding rumah rusak akibat dampak buruk air dan perubahan cuaca. Meski terlihat mudah, proses coating tidak boleh dilakukan sembarangan. Coating harus dilakukan secara periodik, minimal setahun sekali.

Pilihan jenis cairan coating pun harus disesuaikan dengan karakteristik batu. Tidak semuanya cocok diaplikasikan ke semua batu alam. Batu dengan poritasitas tinggi lebih cocok dicoating dengan larutan kimia yang lebih rendah. Batuan keras macam batu kali dan andesit, lebih tepat menggunakan coating yang mengkilap. Sebaliknya, batuan dengan porositas tinggi cocok dengan coating dof.



Adapun cara cara merawat batu sikat agar tetap awet :

- Segera dibersihkan apabila terkena kotoran.

- Sering disemprot untuk menghilangkan kotoran debu. Jika dibiarkan lama-lama bisa membuat warna menjadi kusam.

- Apabila warna kusam lakukan pembersihan dengan air ditergen dengan sambil disikat.

- Jangan terlalu sering memcuci batu sikat dengan menggunakan hcl dan sikat baja. dan gunakan saja hanya bila perlu.

Tidak ada komentar: